Srimpi Gadhěg Putri: A Traditional Dance of Pakualaman in The Langěn Wibawa’s Manuscript (Srimpi Gadhěg Putri: Tari Klasik Pakualaman dalam Naskah Langěn Wibawa)

MUHAMMAD BAGUS FEBRIYANTO, TITIK PUDJIASTUTI

Abstract


ABSTRACT: Langěn Wibawa manuscript (thereafter abbreviated LW) with collection code of LL 20, belonging to the collection of Pura Pakualaman Yogyakarta Library, is a performing art-genre manuscript. This manuscript documents 28 dances in Kadipaten Pakualaman during Paku Alam IV reign. One of dances documented in LW manuscript is Srimpi Gadhěg Putri. Post-Paku IV reign, the Srimpi Gadhěg Putri was no longer recognized for its repertoire presentation. The disconnected preservation of Srimpi Gadhěg Putri dance whips the spirit to restudy the dance’s construction. By means of LW text, information on dance is dug and studied in order to be known by the public. Primary data of Javanese-language and letter manuscript was obtained using philological method yielding LW text edition. The next method, ethnochoreology, was used to study the component of Srimpi Gadhěg Putri dance including theme, music, dance arena, tata lampah dan tata rakit, and fashion and property. Considering the result of analysis, it can be seen that Srimpi Gadhěg Putri dance holds on standard rule of srimpi dance called lampah bědhayan, and refers to Kasultanan Ngayogyakarta dance tradition. Although following the rule of Srimpi dance in general, Srimpi Gadhěg Putri dance has such characteristics as kapang-kapang majěng procession in two stages, kaci fashion for the character of jaja and kandha narrative sang.

Keywords: Srimpi Gadhěg Putri; Langěn Wibawa manuscript; philology; etnochoreology; dance component

 

ABSTRAK: Naskah Langěn Wibawa (selanjutnya disingkat LW) kode koleksi LL 20 koleksi Perpustakaan Pura Pakualaman Yogyakarta merupakan naskah bergenre seni pertunjukkan. Naskah ini mendokumentasikan 28 tarian di Kadipaten Pakualaman pada masa Paku Alam IV. Salah satu tarian yang terdokumentasi dalam naskah LW adalah tari Srimpi Gadhěg Putri. Pasca pemerintahan Paku IV tari Srimpi Gadhěg Putri tidak lagi dikenali bentuk sajian repertoarnya. Terputusnya pelestarian tari Srimpi Gadhěg Putri menjadi cambuk untuk membedah kembali kontruksi tarian tersebut. Melalui sarana teks LW informasi tarian digali dan diteliti agar dapat diketahui masyarakat luas. Data primer daripada manuskrip berbahasa dan beraksara Jawa diperoleh dengan metode filologi yang menghasilkan edisi teks LW. Metode berikutnya adalah etnokoreologi, digunakan untuk mengkaji komponen tari Srimpi Gadhěg Putri seperti tema, musik, arena tari, tata lampah dan tata rakit, serta busana dan properti. Berdasarkan analisis diketahui bahwa tari Srimpi Gadhěg Putri menganut aturan baku tari srimpi yang disebut lampah bedhayan, serta berkiblat pada tradisi tari Kesultanan Ngayogyakarta. Meski secara umum mengikuti aturan tari srimpi pada umumnya, tari Srimpi Gadhěg Putri memiliki karakteristik di antaranya prosesi kapang-kapang majěng dalam dua tahap, busana kaci untuk peran jaja, dan naratif kandha yang ditembangkan.

Kata kunci: Srimpi Gadhěg Putri; naskah Langěn Wibawa; filologi, etnokoreologi; komponen tari


Full Text:

PDF

References


Austin Warren, R. P. 1990. Teori Kesusasteraan. Jakarta: PT Gramedia.

Brongtadiningrat, K.P.H. 1981. Falsafah Beksa Bedhaya Sarta Beksa Srimpi Ing Ngayogyakarta dalam Kawruh Joged Mataram. Yogyakarta: Dewan Ahli Yayasan Siswa Among Beksa Ngayogyakarta Hadiningrat.

Chamamah, Siti Soeratno. 2010. Naskah Lama Menghadapi Nasionalisme Abad XXI: Satu Tinjauan dari Sisi Pragmatisme dalam Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara XIII. Surakarta: Manassa.

Dewantara, Ki Hadjar. 1994.Latihan Kesusastraan dan Kesenian Dalam Kerabat Paku Alam dalam Karya Ki Hadjar Bagian II: Kebudayaan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa.

Koentjaraningrat. 1959. Javanese Court Dances. In Tari dan Kesusasteraan di Jawa (Dance and Literature in Java). Yogyakarta: Pertjetakan Taman Siswa.

Kurath, G. P. 1960. Panorama of Dance Ethnology. Anthropology 1 (3): 235.

Kusmayati, Hermin. 2013. Srimpi Nadheg Putri: Transformasi Naskah Menjadi Bentuk Tari Tradisi Pura Pakualaman. In Warisan Keberaksaraan Yogyakarta: Naskah Sebagai Sumber Inspirasi. Yogayakarta: Masyarakat Pernaskahan Nusantara Cabang Yogyakarta.

Poerwadarminta, W.J.S. 1939. Baoesastra Djawa. Batavia: J.B Wolters Uitgevers Maatschappij.

Saktimulya, S. R. 2005. Katalog Naskah-Naskah Perpustakaan Pura Pakualaman . Yogyakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Soedarsono, R. 1997. Wayang Wong: Drama Tari Ritual Kenegaraan di Keraton Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sudarsono. 1978. Kamus Istilah Tari dan Karawitan Jawa. Jakarta: Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah.

Sudibyo. 2015. Filologi: Sejarah, Metode, dan Paradigma. Yogyakarta: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya UGM dan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Cabang Yogyakarta.

Suharti, T. 2015. Bedhaya Semang Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat: Reaktualisasi sebuah Tari Pusaka. Yogyakarta: PT. Kanisius.

Sunaryadi. 2013. Aksiologi Tari Bedhaya Kraton Yogyakarta. Kawistara 3(3): 263-276.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Di Indonesiakan oleh Melani Budianto. Jakarta: PT. Gramedia.

Wiryamartana, I. Kuntara. 1990. Arjunawiwàha: Transformasi Teks Jawa Kuna Lewat Tanggapan dan Penciptaan di Lingkungan Sastra Jawa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 


ISSN 2289-1706 | e-ISSN : 2289-4268 

Institut Alam dan Tamadun Melayu (ATMA)
Universiti Kebangsaan Malaysia
43600 UKM Bangi, Selangor Darul Ehsan
MALAYSIA

© Copyright UKM Press, Universiti Kebangsaan Malaysia